Selasa, 28 Februari 2012

PERKEMBANGAN EMOSI PADA ANAK


 
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Pekembangan Emosi Pada Anak
Dosen : Hayatun Thaibah, S.Psi., M.Si
Kelompok 2 :
Fauzan Ramadhani                                   (A1F111205)
Tenty Jahrina Ramli                                  (A1F111206)


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2012



A.    PENGERTIAN EMOSI.
Emosi berasal dari bahasa latin movere, berarti menggerakkan atau bergerak,dari asal kata tersebut emosi dapat diartikan sebagai dorongan untuk bertindak.
Emosi adalah Perasaan bathin seseorang, baik berupa pergolakan pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat muncul atau termanifestasi ke dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, murung, kesal, iri, cemburu, senang, kasih saying dan ingin tahu. Menurut Sarlito Wirawan berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.
Emosi dapat muncul sebagai reaksi fisiologis, perasaan dan perubahan perilaku yang tampak. Emosi pada anak lebih kompleks dan real, karena anak cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Emosi dapat muncul sebagai akibat adanya hubungan atau interaksi sosial antara individu, kelompok dan masyarakat.
Secara umum emosi mempunyai fungsi dan peranan dalam kehidupan,
1.      Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain.
2.      Memengaruhi kepribadian dan penyesuian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
3.      Untuk mencapai suatu pemuasan, pemenuhan atau perlindungan diri, atau bahkan kesejahteraan pribadi pada saat keadaan tidak dengan lingkungan atau objek tertentu.



B. KARAKTERISTIK EMOSI PADA ANAK.
a.       Pada masa anak-anak, respon emosional menunjukkan intensitas yang
sama terhadap semua kejadian, belum terdeferensi dalam hal intensitas.
b.      Pada masa anak-anak, respon emosional menunjukkan frekuensi yang
tinggi karena anak belum mampu menyesuaikan diri terhadap situasi
yang menimbulkan emosi.
c.       Pada masa anak-anak, respon emosional l bersifat sementara, sangat
mudah beralih dari satu respon ke respon lain yang sangat berbeda.
d.      Emosi berubah dalam kekuatannya, emosi tertentu menunjukkan
perubahan kekuatan dengan bertambahnya usia anak, ada yang
bertambah lemah dan ada juga yang bertambah kuat. perubahan ini
dipengaruhi oleh perkembangan intelektual dan dipengaruhi juga ileh
perubahan minat dan nilai.
e.       Emosi dapat diketahui melalui gejala tingkah laku. Anak-anak tidak
menunjukkan emosi secara langsung, melainkan secara tidak langsung
melalui tingkah laku tertentu.

C.    KLASIFIKASI EMOSI.
Emosi dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu
a.          Emosi Sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh, seperti : rasa dingin, manis, sakit, lelah, kenyang, dan lapar.
b.         Emosi Psikis, yaitu emosi mempunyai alasan-alasan kejiwaan. Yang termasuk emosi ini, diantaranya adalah :
1.      Perasaan intelektual, yaitu yang mempunyai sangkut paut dengan ruang lingkup kebenaran. Perasaan ini diwujudkan dalam bentuk :
a.       Rasa yakin dan tidak yakin terhadap suatu hasil karya ilmiah.
b.      Rasa gembira karena mendapat suatu kebenaran.
c.       Rasa puas karena dapat menyelesaikan persoalan-persoalan ilmiah yang harus dipecahkan.
2.      Perasaan Sosial, yaitu Perasaan yang menyangkut hubungna dengan orang lain, baik bersifat perorangan maupun kelompok. Wujud perasaan ini seperti :
a.       Rasa solidaritas.
b.      Persaudaraan.
c.       Simpati.
d.      Kasih sayang.
3.      Perasaan Susila, yaitu perasaan yang berhubungan dengan nilai-nilai baik dan  buruk atau etika (moral). Contohnya,
a.       Rasa tanggung jawab.
b.      Rasa bersalah apabila melanggar norma.
c.       Rasa tentram dalam menaati norma.
4.      Perasaan Keindahan (Estetis), yaitu perasaan yang berkaitan erat dengan keindahan dari sesuatu,  baik bersifat kebendaan maupun kerohanian.
5.      Perasaan Ketuhanan. Salah satu kelebihan manusia sebagai makhluk Tuhan, dianugerahi fitrah (kemampuan atau perasaan) utuk mengenal tuhannya. Dengan kata lain,manusia dikarunia insting religius (naluri beragama). Karena memiliki fitrah ini, kemudian manusia dijuluki sebagai “Homo Divinans” dan “Homo Religus”, yaitu sebagai makhluk yang berketuhanan atau makhluk beragama.

D.    PERANAN EMOSI.
Secara umum , emosi memiliki fungsi dan peranan dalam kehidupan seseorang sebagai berikut:
1.      Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Sebagai contoh, anak yang merasakan sakit atau marah biasanya mengekspresikan emosinya dengan menangis. Menangis merupakan bentuk komunikasi anak dengan lingkungannya pada saat ia belum mampu mengutarakan perasaannya dalam bentuk bahasa verbal. Demikian juga halnya ekspresi tertawa terbahak-bahak, ataupun memeluk ibunya dengan erat. Ini merupakan contoh bentuk komunikasi anak yang bermuatan emosional.
2.      Emosi berperan dalam mempengaruhi  kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya, antara lain:
a.       Tingkah laku anak yang ditampilkan merupakan sumber penilaian lingkungan sosial terhadap dirinya.
b.      Emosi menyenangkan atau tidak menyenangkan dapat mempengaruhi interaksi sosial anak melalui reaksi-reaksi yang ditampilkan lingkungan.
c.       Emosi dapat meempengaruhi iklim psikologis lingkungan.
d.      Tingkah laku yang sama dan ditampilkan secara berulang dapat mnejadi satu kebiasaan.
e.       Ketegangan emosi yang dimiliki anak dapat menghambat aktivitas motorik dan mental anak.


E.     PERKEMBANGAN EMOSI PADA MASA KANAK-KANAK
E.1 Perkembangan Emosi Pada Masa Kanak-kanak Awal
Seorang anak yang masih belia dalam kehidupan sehari-harinya juga mengalami berbagai macam emosi, sama seperti orang dewasa. Pada saat itu mereka juga belajar memahami perasaan dan reaksi emosional orang lain. Ekspresi dari emosi-emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka.
Rasa bangga muncul ketika anak merasakan kesenangan setelah sukses melakukan perilaku tertentu Rasa bangga sering kali diasosiasikan dengan pencapaian tujuan tertentu.
Rasa malu muncul ketika anak menganggap dirinya tidak mampu memenuhi standar atau target tertentu Anak yang sedang malu sering kali berharap mereka bisa bersembunyi atau menghilang dari situasi tersebut. Rasa malu biasanya berhubungan dengan serangan terhadap self dan dapat mengakibatkan kebingungan dan membuat anak tidak mampu berkata-kata. Rasa malu bukan merupakan hasil dari situasi tertentu tetapi lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian tertentu.
Rasa bersalah biasanya muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan Perasaan malu dan bersalah memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Ketika seorang anak menunjukkan rasa malu, mereka seolah-olah mengecilkan diri mereka seperti ingin bersembunyi, sedangkan ketika mereka mengalami perasaan bersalah, mereka biasanya melakukan gerakan-gerakan tertentu seakan berusaha memperbaiki kesalahan mereka.


E.2 Perkembangan Emosi Masa Kanak-kanak Akhir.
Berikut ini adalah beberapa perubahan yang penting dalam perkembangan emosi pada masa kanak-kanak madya dan akhir.
a.        Peningkatan kemampuan untuk memahami emosi kompleks, misalnya kebanggaan dan rasa malu. Emosi–emosi ini menjadi lebih terintenalisasi (self generated) dan terintegrasi dengan tanggung jawab personal.
b.       Peningkatan pemahaman bahwa mungkin saja seseorang mengalami lebih dari satu emosi dalam situasi tertentu.
c.       Peningkatan kemampuan untuk menekan atau menutupi reaksi emosional yang negatif.
d.      Penggunaan strategi personal untuk mengalihkan perasaan tertentu, seperti mengalihkan atensi atau pikiran ketika mengalami emosi tertentu.

E.3 Perkembangan Perilaku Emosi Anak Pada umumnya, ada empat kunci utama emosi pada anak yaitu:
1.      Perasaan Marah 
 perasaan ini akan muncul ketika anak terkadang merasa tidak nyaman dengan lingkungannya atau ada sesuatu yang mengganggunya. Kemarahan pun akan dikeluarkan anak ketika merasa lelah atau dalam keadaan sakit. Begitu pun ketika kemauannya tidak dituruti oleh orangtuanya, terkadang timbulrasa marah pada si anak.

2.      Perasaan Takut 
rasa takut ini di rasakan anak semenjak bayi. Ketika bayi mereka takut akan suara-suara yang gaduh atau rebut. Ketika menginjak masa anak-anak, perasaan takut mereka muncul apabila di sekelilingnya gelap. Mereka pun mulai berfantasi dengan adanya hantu, monster dan mahluk-mahluk yang menyeramkan lainnya.

3.      Perasaan Gembira 
perasaan gembira ini tentu saja muncul ketika anak merasa senang akan sesuatu. Contohnya ketika anak diberi hadiah oleh orang tuanya, ketika anak juara dalam mengikuti suatu lomba, atau ketika anak dapat melakukan apa yang diperintahkan orang tuanya. Banyak hal yang dapat membuat anak merasa gembira.

4.      Rasa Humor 
Tertawa merupakan hal yang sangat universal. Anak lebih banyak tertawa di bandingkan orang dewasa. Anak akan tertawa ketika melihat sesuatu yang lucu.
Keempat perasaan itu merupakan emosi negati
f dan positif. Perasaan marah dan ketakutan merupakan sikap emosi yang negatif sedangkan perasaan gembira dan rasa lucu atau humor merupakan sikap emosi yang positif.

Tahapan Perkembangan Emosi.
Usia
Tahapan Perkembangan
1 – 3 Tahun
Anak mulai senang bertemu dengan anak-anak yang lain, mulai membangkang dan pada masa ini pengembangan emosi menjadi sarana yang penting dalm mencegah anak-anak frustasi atau marah-marah.
4 – 7 Tahun
Anak senang keluar dari rumah, bertemu teman baru, dan mempelajari banyak hal karena rasa ingin tahunya. Orang tuanya diharapkan muali melatih anak menahan tingkah laku yang tidak baik, memusatkan perhatian dan mengatur diri sendiri. Anak harus mulai belajar mengatur emosinya dan bagaimana mengatur berkomunikasi dengan orang lain. Anak mulai takut mimpi buruk, takut mendengar pertengkaran orang tua, dan takut ditinggalkan.


F.     PENGARUH EMOSI TERHADAP ANAK.
F.1 Pengaruh emosi terhadap perilaku
Dibawah ini adalah beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku afektif anak di antaranya sebagai berikut:
a.       Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
b.      Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi).
c.       Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.
d.      Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
e.      Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.






KESIMPULAN

Emosi adalah Perasaan bathin seseorang, baik berupa pergolakan pikiran, nafsu, keadaan mental dan fisik yang dapat muncul atau termanifestasi ke dalam bentuk-bentuk atau gejala-gejala seperti takut, cemas, marah, murung, kesal, iri, cemburu, senang, kasih sayang dan ingin tahu.
Emosi memiliki fungsi dan peranan dalam kehidupan seseorang, Merupakan bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain serta Emosi berperan dalam mempengaruhi  kepribadian dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan sosialnya.
Seorang anak yang masih belia dalam kehidupan sehari-harinya juga mengalami berbagai macam emosi, sama seperti orang dewasa. Pada saat itu mereka juga belajar memahami perasaan dan reaksi emosional orang lain. Ekspresi dari emosi-emosi ini menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka. Pemahaman emosi ini dapat membantu anak unutuk memandu perilaku mereka dalam situasi sosial dan untuk berbicara tentang perasaan.
Pada perkembangan emosi ini ada juga pengaruh emosi terhadap perilaku anak Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai, Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa, Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati, Suasana emosional yang diterima.
Pemahaman tersebut memungkinkan mereka untuk mengontrol cara menunjukkan perasaan orang lain. Dengan demikian memahami emosi seseorang merupakan proses kognitif yang dapat mengarah tindakan.

Komentar
Dengan mempelajari Perkembangan Emosi pada Anak-anak dapat kita ketahui bahwa  pada masa anak-anak respon emosional menunjukkan  intensitas, frekuensi dengan bersifat sementara  serta dapat merubah menjadi kekuatan. Perkembangan emosi ini dapat mengeluarkan segala macam ekspresi yang menunjukkan bahwa anak sudah mulai memahami dan menggunakan peraturan dan norma sosial untuk menilai perilaku mereka. Sehingga dapat melakukan penanganan dengan tepat dengan si Anak.





DAFTAR PUSTAKA

Diane E. Papali dkk. 2010. Human Development ( Psikologi Perkembangan Edisi  Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
LN, Syamsu Yusuf. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mashar, Riana. 2011. Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Santrock, John W. 2007. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.